REDAKSI8.COM – Ada yang unik dan berbeda saat Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Banjarbaru yang digelar di Graha Paripurna, Senin (15/4).
Jika biasanya para peserta rapat yang hadir mengenakan pakaian dinas normal, kali ini mereka mengenakan salah satu pakaian adat khas Banjar Kalimantan Selatan, yaitu Pakaian Adat Getang.
Pakaian Adat Getang ini dikenakan oleh Walikota Banjarbaru H Nadjmi Adhani, Wakil Walikota Banjarbaru H Darmawan Jaya Setiawan, Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru H Said Abdullah, Ketua DPRD Kota Banjarbaru H AR Iwansyah serta Forkopimda lainnya.
Usai gelaran Rapat Paripurna Istimewa dan jamuan makan bersama di Aula Linggangan Intan, Wakil Walikota Banjarbaru H Darmawan Jaya Setiawan mengatakan, pakaian adat Getang ini digunakan pada saat rapat karena Banjarbaru merupakan bagian dari Kalimantan Selatan.
“Ini adalah pakaian adat budaya Banjar. Di Banjarbaru (penduduknya) tentu bukan hanya orang Banjar, tapi dari berbagai macam suku di Indonesia,” ujar Darmawan Jaya.
Selain itu, kata Darmawan Jaya, penggunaan pakaian adat Getang ini memang sudah menjadi tradisi Pemerintah Kota Banjarbaru dari waktu ke waktu, khususnya pada saat Rapat Paripurna Istimewa dalam rangka memperingati hari jadi Kota Banjarbaru.
“Ini juga bagian untuk melestarikan kebudayaan kita lewat penggunaan pakaian tradisional budaya Banjar,” ucapnya.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kota Banjarbaru H Said Abdullah menambahkan, penggunaan pakaian adat Getang ini menjadi pembeda dari hari-hari biasa lainnya, terutama karena untuk memperingati Hari Jadi Kota Banjarbaru ke 20.
Said Abdullah menerangkan, pakaian adat Getang ini merupakan ciri khas dari Kerajaan Banjar (Melayu) yang bercorak Islami. Sehingga penggunaannya bagus untuk melestarikan budaya-budaya khas Kalimantan Selatan.
“Penggunaan pakaian Getang ini dimulai sejak Walikota Banjarbaru pertama, Pak Rudy Resnawan. Selama dua periode (menjabat sebagai Walikota Banjarbaru) memang selalu memakai (pakaian adat Getang) ini,” pungkas Said Abdullah.