REDAKSI8.COM – Walikota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin dengan terang-terangan menunda pembahasan terkait raperda inisiatif dari DPRD Banjarbaru tentang fasilitas pasantren saat rapat paripurna pada, Selasa (9/11/2021) lalu.
Saat ditanyakan perihal kapan penundaan tersebut dicabut, Walikota Banjarbaru mengatakan bahwa amanat dalam memfasilitasi pesantren banyak.
“Fasilitas pesantren itu amanatnya banyak. Yang jelas fasilitasi artinya banyak, fasilitas ustadz dan ustadzah, sarana dan prasarana. Termasuk juga dari Perpres itu ada dana abadi untuk pasantren, baik melalui APBN dan APBD,” ujar Walikota.
Mengingat pandemi dan keadaan keuangan yang masih perlu pembenahan membuatnya lebih memilih untuk meprioritaskan program RT Mandiri ketimbang fasilitasi pesantren di Banjarbaru.
“Ini dulu yang kita prioritaskan. Contohnya RT Mandiri. Baru ada 60 RT yang bisa terlaksana di tahun 2022, sedangkan RT ada lebih dari 700, belum ada 10 persen, belum maksimal,” ucapnya.
Aditya juga mengaku bahwa Ia dengan tegas tidak pernah menolak inisiasi fasilitasi pesantren, dan jika diperintahkan DPRD dan membuat pasti akan dijalankan.
“Tapi pasti tidak maksimal. Kita maksimalkan yang ada dulu,” cetusnya.
“Pesantren pun tanpa Perda itu tetap kita bantu. Selama ini kita ada dana hibah, barang dan lainnya. Tetapi untuk memfasilitasi semua, saya kira keuangan daerah belum mampu. Menunggu normal InsyaAllah akan kita bahas dan kita akomodir,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Banjarbaru, Fadliansyah Akbar memberikan tanggapan atas sikap yang diambil Walikota Banjarbaru terkait penundaan tersebut.
“Dilakukan penundaan oleh Walikota karena mereka belum siap untuk tahun ini,” kata Fadli.
Dari pihak dewan sendiri, Ketua DPRD Kota Banjarbaru mengaku siap kapan saja apabila akan dilakukan pembahasan fasilitas pasantren.
“Kalau tahun depan pun kami siap untuk pembahasan fasilitas pasantren. Kami tidak ada menunda-nunda untuk pembahasan. Semua tergantung Walikota, apabila siap maka akan kami bahas,” jelasnya.
Ia juga berharap kepada Walikota Banjarbaru juga memerhatikan hal lain seperti sarana dan prasarana ibadah dan taman pembelajaran Al-Quran (TPA).