REDAKSI8.COM – Marak beredar isu Fenomena Aphelion yang kaitannya soal letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari akan terjadi besok pada pukul 05.27 dapat berdampak terhadap cuaca dan kesehatan, menurut Pengamat Meteorologi Geofisika Ahli Madya BMKG Kalsel, Muhammad Arif Rahman, kabar tersebut hoaks atau berita keliru.
Karena baginya, sebelum menerima informasi, masyarakat semestinya lebih dulu memahami apa itu Aphelion.
“Setiap tahun selalu muncul berita hoaks tentang Aphelion, dan yang berdampak pada suhu udara yang dingin, ditambah Isu-isu gangguan kesehatan dan fenomena ekstrem lainnya. Mari kita luruskan informasi ini,” terangnya kepada wartawan Redaksi8.com, Rabu (15/2) melalui pesan WhatsApp.
Arif menjelaskan, pertama, secara teori bumi mengelilingi matahari pada lintasan elips, sehingga setiap satu tahun sekali Bumi berada di titik terdekat dan titik terjauh dari Matahari.
Aphelion katanya memang adalah titik terjauh bumi dari matahari yang terjadi pada bulan Juli setiap tahunnya.
“Aphelion ini bukan fenomena langka, karena pasti terjadi seiring perjalanan bumi melintasi matahari selama 365 hari atau satu tahun,” jelas Arif.
Kedua, jika ada titik terjauh (Aphelion<-red), maka akan ada juga titik terdekatnya atau Perihelion.
Dimana Perihelion adalah titik terdekat bumi dengan matahari yang biasanya terjadi sekitar awal Januari.
Sebelum menjawab Hoaks yang beredar, ada baiknya kata Arif masyarakat memahami terlebih dahulu dampak dari Aphelion dan Perihelion pada Bumi.
Jarak rerata matahari dan bumi adalah 150.000.000 km. Sementara ketika Aphelion terjadi, jarak matahari dan bumi adalah sekitar 152.000.000 km.
Lalu saat Perihelion berlangsung, jarak matahari dan bumi sekitar 147.000.000 km.
Pergeseran jarak Bumi terhadap matahari sejauh 2 juta km (1,3%) lebih jauh saat Aphelion dan 3 juta km (2%) lebih dekat saat Perihelion memang terasa sangat jauh bagi makhluk di bumi.
Namun katanya, jika dibandingkan dengan jarak bumi dan matahari yang sebesar 150 juta km, maka pergeseran tersebut sangat kecil, yakni berkisar 1,3% – 2% saja.
“Tidak ada dampak signifikan pada cuaca dan iklim di bumi akibat Aphelion dan Perihelion, karena tidak ada perubahan jumlah energi yang diterima oleh bumi dari matahari,” ungkap Arif.
Lebih jauh, respon terhadap isu-isu hoaks suhu udara dingin, gangguan kesehatan dan fenomena ekstrem akibat Aphelion yang perlu digaris bawahi.
Ia melanjutkan, diwaktu yang bersamaan, Aphelion terjadi sekitar bulan Juli setiap tahun.
Dimana secara umum wilayah Indonesia akan berada pada musim kemarau.
Hal tersebut katanya dipengaruhi oleh hembusan Angin Timuran atau fenomena monsun Australia yang biasa dikenal juga dengan Monsun Dingin Australia.
“Karena sedang terjadi Musim Dingin dibelahan Bumi bagian Selatan, bukan Aphelion,” jawabnya.
Pada bulan Juli, Australia mengalami musim dingin dengan suhu yang sangat dingin, menyebabkan tekanan udara relatif lebih tinggi dan bergerak ke tekanan udara yang lebih rendah di wilayah Indonesia bagian selatan, diantaranya Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Sifat massa udara yang dibawa dari Australia sambungnya adalah dingin dan kering, sehingga pada wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan terasa adanya penurunan suhu udara yang signifikan pada malam hari.
Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan yang mana wilayah ekuatorialnya dikenal mendapatkan surplus energi matahari sepanjang tahun, tentunya Aphelion Ia menukas juga tidak berdampak signifikan.
Variasi kondisi cuaca dan iklim di Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer seperti dampak dari Suhu Muka Laut, La Nina/ El Nino, Dipole Mode, MJO, Gerak angin regional serta pola Topografis.
Seperti didaerah pegunungan Meratus yang secara Klimatologis mengalami suhu yang lebih dingin dibandingakan daerah dataran rendah.
“Semoga narasi ini dapat menjawab isu-isu Hoaks yang beredar, Aphelion tidak berdampak signifikan pada cuaca dan iklim,” pungkasnya.
Berikut isi tulisan kabar fenomena Aphelion yang tengah ramai beredar di groub-groub whatsApp.
Mulai besok jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION, dimana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari.
Kita tidak bisa melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus.
Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak meriang flu, batuk sesak nafas dll.
Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak2 meminum Vitamin atau Suplemen agar imun kita kuat. Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan_NYA, Aamiin.
Jarak Bumi ke Matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lebih jauh.
Jadi hawa lebih dingin, dampaknya ke badan kurang enak karena ga’ terbiasa dengan suhu ini,
Untuk itu jaga kondisi kesehatan kita agar tetap sehat dengan keadaan cuaca yang sedemikian rupa…
Jangan sampai nanti sebagai dalih utk corona fase berikutnya. Salam sehat.
Mohon di bagikan ke semua org yg kita kenal Agar mereka jg tahu dan tdk mudah dibodohi sebagai CORONA Varian baru.