REDAKSI8.COM – Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Banjar melaksanakan kegiatan Pelatihan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Jeruk di desa Sungai Alat Kecamatan Astambul, Selasa (13/8/2019).
Kegiatan ini bertujuan sebagai ajang silahturahmi dan tanya jawab antara pemerintah daerah dan Kelompok tani binaan agar SDM petani meningkat dan petani mau dan mampu mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman Jeruk.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Koordinator POPT-PHP Kabupaten Banjar, Kapala Seksi Tanaman Pangan, Kepala Seksi Perbenihan dan Perlindungan TPH, Kepala BPP Kecamatan Astambul, POPT-PHP Kecamatan Astambul, Ketua KTNA, Mantri Tani Kecamatan Astambul dan petani yang mengembangkan jeruk di desa Sungai Alat.
Kecamatan Astambul merupakan sentra jeruk di Kabupaten Banjar, namun karena adanya serangan OPT pada tanaman jeruk menyebabkan produksi jeruk menurun. Penyakit yang banyak ditemui pada pertanaman jeruk di Kecamatan Asstambul yaitu penyakit diplodia.
Pada kesempatan ini Koordinator POPT-PHP menjelaskan bahwa Diplodia merupakan salah satu penyakit paling berbahaya pada tanaman jeruk (Citrus sp). Penyakit ini dikenal 2 (dua) macam yaitu diplodia basah dan diplodia kering.
Keduanya sama-sama disebabkan oleh jamur Botryodiplodia theobromae Pat. Gejala diplodia basah ditunjukkan dengan adanya blendok atau gumosis berwarna kuning keemasan pada cabang atau ranting terserang, pada stadia lanjut, kulit tanaman mengelupas atau bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Gejala diplodia kering lebih sulit dikenali pada awal serangan, karena tidak ada blendok serangan lanjut atau parah baru terlihat kulit batang atau cabang mengelupas, kemudian mengering atau bahkan bisa mengakibatkan kematian tanaman.
Penyakit Diplodia merupakan penyakit utama karena menyebabkan kematian pada batang dan cabang tanaman jeruk di Indonesia. Penyebaran penyakit ini di Indonesia hampir di seluruh pertanaman jeruk, terutama yang telah berumur lebih dari 10 tahun dengan pemeliharaan yang kurang intensif.
Serangan penyakit Diplodia (Botryodiplodia theobromae Pat.) dipengaruhi beberapa faktor antara lain sumber inokulum, suhu, kelembaban, kebersihan kebun dan alat serta varietas. Tingkat serangan penyakit blendok berhubungan erat dengan tingkat perawatan kebun, biasanya kebun yang tidak terawat, serangan diplodia sangat tinggi.
Penyakit ini biasa menyerang saat musim kemarau atau saat tanaman dalam kondisi kekurangan air. Patogen ini sangat mudah sekali berkembang dalam suhu dan kelembaban yang tinggi. Selain itu, faktor karena adanya pelukaan, perbedaan suhu siang dan malam yang tinggi serta pemeliharaan yang kurang optimal juga dapat memicu perkembangan jamur patogen ini. Untuk menghindari hal tersebut ada beberapa usaha pencegahan yang bisa dilakukan lebih awal yaitu menjaga kebersihan kebun dengan memangkas ranting kering dan cabang yang terserang penyakit, dan ranting pangkasan dibakar atau ditimbun, menjaga alat pertanian; pisau, gunting pangkas maupun alat lainnya selalu dicuci bersih dan diolesi kapas yang dibasahi alkohol 70% atau clorox 0,5% sebelum dan setelah digunakan, mengoles batang dan cabang dengan bubur California/bubur bordo. Pengolesan sebaiknya dilakukan pada awal dan akhir musim hujan.
Selain penjelasan dari Koordinator POPT, Mantra Tani Kecamatan Astambul juga mengenalkan beberapa bahan alami untuk mengatasi hama dan penyakit jeruk seperti Sirih, Lengkuas, serai, brotowali/penawar sampai dan sirsak. Sirih Senyawa yang terkandung dalam sirih antara lain minyak atsiri (eugenol, methyl eugenol, dll) Bagian tanaman yang digunakan adalah daun. Ekstrak daun sirih bersifat sebagai insektisida. Lengkuas Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak essensial terdiri atas metil–sinamat 48%, sineol 20–30%, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpe