REDAKSI8.COM – Dalam rapat perencanaan pembangunan, tata ruang, insfratruktur dan kewilayahan yang dipimpin Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin, Pemko Banjarbaru fokus membahas tiga perkara prioritas, diantaranya Drainase, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan pembangunan Sport Center.
Bagi Walikota Aditya, dalam pembangunan jalan posisi drainase semestinya berada di tengah. Lantaran menurutnya kota-kota yang di rancang oleh kolonial letak drainase di pasang ditengah.
Alasan posisi ditengah lanjut Aditya supaya tidak terjadi genangan air yang mampet masuk ke saluran pembuangan yang posisinya berada di depan bangunan ruko, tapi ditutup dengan jembatan gorong-gorong.
“Kita buat misalnya pedestrian, jadi Kota-kota yang di rancang oleh kolonial ini pasti drainase itu pasti di tengah, kenapa ditengah, karena misalnya membangun ruko di pinggir, karena (drainase) di pinggir, drainasenya jadi ditutup dengan jembatan, akhirnya mampet, terganggu.” pendapatnya di Ruang Tamu Utama Wali Kota Banjarbaru Selasa (1/3) siang.
Selanjutnya terkait LP2B Kepala Bappeda Kota Banjarbaru Kanafi menyebutkan akan tetap mempertahankan kawasan pertanian di tengah Ibu Kota Provinsi Kalsel. Meskipun perkotaan menurutnya mesti ada lahan pertaniannya.
“LP2B sudah kita tetapkan, tetapi ternyata LP2B kita itu termasuk bagian rawa-rawa. Wilayah yang berair itu yang sebagian besar kita tetapkan.” Katanya.
Selanjutnya Sekretaris Daerah Said Abdullah mengusulkan agar diadakan pertemuan dengan warga-warga pemilik tanah pertanian setempat, supaya lahan pertanian terus berkelanjutan.
“Mungkin untuk mengakomodir ini, walaupun di kota tapi tetap ada kawasan pertanian. Kita adakan pertemuan saja dengan para pemilik tanah ini, bagaimana kalau diolah berita acara tanah ini pertanian.” usul Said Abdullah.
Kemudian pembahasan rapat berlanjut mengenai perencanaan pembangunan stadion atau Sport Center di eks Pasar Bauntung lama di Jalan Kemuning.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Abdussamad menjelaskan, Konsep pembangunan Sport Center atau Stadion ini di rancang dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Karena katanya bangunan yang terbangun tidak lebih 30% dari lahannya.
“Jadi antara stadion dengan Taman Ke hati itu dia satu kesatuan. Kita membangun konsep Sport Center atau stadion ini kan konsepnya memang sebagai RTH juga. Yang terbangun itu tidak lebih dari 30% dari lahannya.” Ujarnya.
Abdussamad melanjutkan, rencana pembangunan di Eks Lahan Pasar Bauntung, kemungkinan bisa memberatkan APBD. Dengan demikian pembangunan nanti akan ditawarkan ke pihak swasta, sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Banjarbaru .
“Kalau menggunakan dana APBD nantinya memberatkan, jadi bisa saja ini kita tawarkan ke pihak swasta Karena ini tentunya akan menghasilkan penghasilan, apalagi kalau Hotelkan pasti memberikan Pendapatan – pendapatan.” tutupnya .
Dengan perencanaan yang matang, diharapkan pembangunan infrastruktur di Kota Banjarbaru berjalan dengan baik dan lancar serta memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.