REDAKSI8.COM – Janji Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menurunkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah pada 1 Februari senilai Rp 11.500/liter belum sepenuhnya terlaksanakan.
Lantaran hingga sekarang sejumlah pedagang tradisional di Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan mengaku migor curah dengan harga 11 ribu lima ratus rupiah belum beredar.
Seorang pemilik ruko sembako di Jalan kemuning Kelurahan Guntung Paikat Banjarbaru, Asfi mengaku, sampai pekan ini belum menerima minyak curah subsidi pemerintah tersebut.
Malahan minyak curah literan yang beredar di pasaran harganya lebih mahal dibandingkan dengan produk kemasan sebesar Rp 14.500.
“Belum sampai sini sih,” ujarnya kepada pewarta, Rabu (9/2).
Sedangkan migor produk kemasan ia menjual dengan harga Rp 15.000 per liter. Karena harga beli di agen sudah diharga 14 ribu rupiah.
“Suplayer lagi kosong. Terpaksa beli di agen dulu dengan harga 14 ribu. Kalau di suplayer memang sudah 13 ribu tapi barangnya kosong,” terang Asfi.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Banjarbaru, Anshori ditanya wartawan bercerita, migor curahan 11 ribu memang belum beredar di pasar-pasar tradisional. Sedangkan migor kemasan belum sepenuhnya terdistribusi.
Ini disebabkan stok produk migor kemasan 14 ribu yang didistribusikan baik ke ritel modern maupun pasaran masih terbatas, tapi untuk ketersediannya masih ada.

Kebanyakan para pedagang sambungnya sampai saat ini belum meminta ganti rugi ke suplayer terkait harga sebelumnya yang dibeli relatif mahal.
“Ada yang masih bertahan menjualnya dengan harga 18 ribu. Kami sudah mencek ke pasar-pasar, para pedagang yang menjual stok harga lama masih banyak,” tuturnya.
Diketahui, ketersediaan minyak goreng di Kalimantan Selatan saat ini ada 1 (satu) juta liter. Stok di semua Distributor cukup sampai saat ini, dimana terdapat 16 merk minyak goreng yang menerapkan 1 (satu) harga di Pasar Rakyat di Kalimantan Selatan.
Diantaranya merk Alif, Siip, Sovia, Fitri, Kunci Mas, Sabrina, Sedaap, Camar, Dunia, Sania, Fortune, Bimoli, Tropical, Hemart, Freswel dan GM Mas.
Apabila di toko-toko sembako ada keterlambatan pengiriman salah satu merk minyak goreng, itu tidak mempengaruhi ketersediaan minyak goreng di Kalimantan Selatan khususnya di Banjarbaru.
Melalui keterangan tertulis dari Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru, pemko banjarbaru telah menyiapkan langkah-langkah menghadapi perkembangan harga minyak goreng diantaranya selalu memantau ketersediaan minyak goreng di Ritel-Ritel Modern. di Pasar Rakyat dan di Toko-Toko Sembako apabila terjadi kelangkaan secepatnya melaporkan ke Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan.
Kemudian selalu berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Provinsi mengenai perkembangan minyak goreng di Kalimantan Selatan, khususnya di Kota Banjarbaru.
Selalu berkoordinasi dengan Distributor minyak goreng dan Komoditi lainnya terkait ketersediaan sembako di Kota Banjarbaru.



