REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Baru-baru tadi Ketua Komisi III DPRD Banjarbaru, Emi Lasari mengunjungi pembangunan Embung Gunung Kupang, di Cempaka Banjarbaru. Ia menilai, proyek tersebut molor.
Menurutnya, jika pengerjaan tak sesuai target, maka akan ada penambahan waktu (addendum).
Begitu juga dengan proyek lain seperti trotoar di Panglima Batur dan tugu Nol Kilometer di jantung Kota Banjarbaru, baginya pengerjaan ketiga proyek itu molor.
“Sama halnya dengan proyek lain: trotoar Panglima Batur dan Titik Nol Kilometer,” cetusnya, Rabu (7/12/2023.
Ia menyebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan DPUPR Banjarbaru untuk mengecek progress tiga pembangunan proyek vital tersebut.
EMI berpikir, perencanaan pembangunan embung ini tergolong lemah. Akibatnya saat pengerjaan terjadi beberapa kendala.
Baginya, ada beberapa aspek yang mesti diperhatikan. Seperti luas embung dan jumlah tanah buangan yang diangkut.
“Agar tidak berdampak ke masyarakat sekitar,” kata politikus Partai Amanat Nasional ini.
Katanya, semua kendala (semisal cuaca<-red), jangan dijadikan alasan klasik. Jika perencanaan matang, menurutnya tidak akan terjadi kemoloran.
“Bagaimana tanggung jawab kontraktor (pihak ketiga<-red) jika nantinya embung tidak rampung tepat waktu? Ya kan ada aturan terkait pinalti perpanjangan waktu addendum-nya. Segala macam akan kita rapatkan dengan PU,” ujarnya.
Emi pun menyoroti pengerjaan proyek vital besutan PUPR Banjarbaru dua tahun lalu. Beberapa proyek itu, ucap Emi cukup mengkhawatirkan.
Berkaca pada 2022 lalu, pengerjaan Jembatan penyeberangan orang (JPO) dan pedestarian Panglima Batur tak rampung sesuai target.
“Semoga ini menjadi catatan. Jika tidak rampung dan motor perusahaan tersebut harus di-blacklist. Jangan sampai ini menyebabkan mutu pekerjaan tidak bagus,” tandasnya.