REDAKSI8.COM – Belum genap satu bulan, bagian atap plafon Bandara Internasional Syamsudin Noor yang berlokasi di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan kembali jebol. Namun pihak angkasa pura segera melakukan perbaikan yang berada di base keberangkatan, Sabtu malam (11/1).
Berdasarkan informasi yang diterima di salah satu groub via what app milik reporter ini, kejadian sempat menuai kehebohan yang berlangsung sekitar pukul 21.45 wita. Beberapa bagian pada plafon terlepas. Segeranya reporter menuju ke lokasi kejadian.
Ketika Redaksi8.com menyambangi tempat kejadian, pihak angkasa pura tengah melakukan perbaikan. Pemasangan kembali plafon berwarna putih ke abu-abuan itu berlangsung hingga dini hari.
Menurut Ketua Komite Advokasi Hukum Nasional Indonesia (KANNI) Kalimantan Selatan, Badrul Ain Sanusi sangat mempermalukan banua, karena Bandara itu baru-baru saja diresmikan. Artinya sambungnya perencanaan dan konstruksinya dinilai sangatlah amburadul.
“Sangat tidak mungkin bandara semegah itu, bandara Internasional menggunakan dana yang cukup besar kontruksinya hancur seperti itu,” ucapnya melalui Video Call Via Whatsapp, Minggu Dini Hari (12/1).
“Pihak aparatur hukum dan kejaksaan wajib mengusut permaslahan itu sampai tuntas. Jika tidak berati ada hal hal yang diaembunyikan,” tambah pria yang akrab disapa Badrul.
Mengenai plafon yang segera diperbaiki, Badrul Ain mengatakan, unsur pidana tetap harus diusut, karena akan sangat mempermalukan jika bangunan fisik itu tidak secepatnya diperbaiki.
“Mungkin tidak hanya plafon itu saja, perencanaan lainnya juga jangan-jangan amburadul juga. Bisa jadi hal-hal lain juga demikin. Ini yang baru dilihat,” terangnya dengan ketus.
Sementara itu Humas Angkasa Pura Bandara Syamsudin Noor, Aditiya P Patria menjelaskan melalui groub Whatapp Media Patner BDJ, kejadian itu disebabkan adanya mitigasi curah hujan dan angin.
“Bukan ambruk om, mitigasi curah hujan dan angin,” cetusnya.
Diketahui Bandara Internasional Syamsudin Noor telah diresmikan sejak 18 Desember 2019 oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.