REDAKSI8.COM – Siapa yang hobinya ngemil? Tentu sebagian besar orang memiliki hobi satu ini.
Berbagai macam jenis camilan sudah banyak dibuat, dari yang kering hingga yang basah.
Nah, membahas mengenai jenis yang kering, camilan yang satu ini kudu dicoba atau bahkan pernah dinikmati pembaca setia redaksi8.com.
Yap, mie lidi!
Camilan mie lidi ini merupakan salah satu camilan yang bisa dikatakan sudah mulai langka di pasaran, padahal mie lidi memiliki cita rasa yang tidak kalah gurih dari jenis camilan lainnya.
Selain gurih dan ‘simple’, mie lidi juga dijual dengan harga yang relatif murah.
Meskipun pada zamannya dulu mie lidi ini lebih banyak digemari oleh kalangan anak-anak, namun seiring berjalannya waktu camilan ini juga mulai digemari oleh kalangan dewasa (termasuk penulis berita ini, hehehe).
Di Kota Banjarbaru, ternyata masih ada anak muda yang berbisnis mie lidi ini. Aprilia Misdawati orangnya.
Lia, begitu ia biasa disapa, memulai bisnis mie lidi ini sejak bulan April 2018 lalu.
Kendati hampir 2 bulan menggeluti bisnis ini, mie lidi buatannya sudah memiliki pelanggan loh?!
Lia juga memiliki alasan tersendiri, kenapa memilih camilan mie lidi sebagai ladang untuk mencari rezeki.
“Soalnya mie lidi salah satu camilan yang langka, jarang ada yang produksi lagi, kan mie lidi jajanan zaman dulu,” ujarnya.
Untuk satu bungkus kecil mie lidi, ia jual seharga 2 ribu rupiah. Sedangkan untuk bungkus besar, ia jual dengan harga 7 ribu rupiah. Gimana, terjangkau banget kan?!
Lia menjual camilan mie lidi ini secara online. Bahkan, ia juga menyediakan jasa antar pesanan mie lidi langsung ke pelanggannya (khusus wilayah Banjarbaru dan Martapura).
“Kalau ada pembeli atau pelanggan yang minta anterin pesanannya, ya saya sendiri yang nganterin. Tapi minimal pembelian 5 bungkus kecil, kalau kurang dari itu, silakan ambil sendiri ke rumah,” ungkapnya.
Perempuan berusia 24 tahun ini mengaku, dalam sehari mie lidi dagangannya pernah laku hingga 50 bungkus.
“Yang paling laris mie lidi rasa pedas. Tapi selain rasa pedas, ada juga varian rasa lain seperti jagung bakar dan keju,” sebutnya.
Di bulan ramadan ini, pesanan mie lidi buatannya meningkat sekitar 20%, lantaran kata Lia setelah shalat tarawih orang-orang banyak yang ingin ‘ngemil’.
“Hal unik yang saya temui selama berbisnis mie lidi ini ketika banyak ibu-ibu yang bernostalgia, kalau lagi makan mie lidi ingat jajanan masa kecil katanya,” pungkasnya.