REDAKSI8.COM – Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kabupaten Banjar kini tak hanya berdampak pada banjir yang melanda pemukiman, tapi juga pada akses transportasi dan infrastruktur berupa jalan dan jembatan.
Banjir yang melanda di kabupaten Banjar kini sudah semakin meluas, tidak hanya kedalam air yang terjadi yang mengakibatkan rumah warga terendam serta jalan yang tidak bisa dilalui lagi, tetapi deras air yang turun juga membuat salah satu jembatan terputus.
Seperti yang terjadi di Jalan Ahmad Yani tepatnya perbatasan Desa Bawahan Pasar, Kecamatan Mataraman dan Desa Banua Anyar, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, akibat air yang deras membuat oprit jembatan yang berada di jalan nasional tersebut ambrol sehingga akses terputus.
Kasatlantas Polres Banjar, AKP Faisal Rahman saat ditemui di lokasi oprit jembatan putus tersebut mengungkapkan, dari mulai putusnya jembatan tadi pagi untuk sementara kita lakukan penutupan karena tidak bisa dilewati. Akses jalan nasional penghubung Martapura-Hulu Sungai ini tak bisa dilewati.
“Jalan ini merupakan jalan utama penghubung anatar kabupaten Banjar dengan daerah Hulu SDungai, untuk jalan alternatif pun ada, tetapi saat ini juga terendam air setinggi pinggang orang dewasa yang dapat merendam mesin. Otomatis akses jalan provinsi menuju Martapura ke Hulu Sungai atau sebaliknya terputus,” katanya.
Bahkan hingga saat ini, terjangan air dari sungai Riam Kiwa ini sedikit demi sedikit terus mengikis jalan sehingga kerusakan fondasi jembatan ini terus melebar sejak ambrol sekitar jam setengah enam pagi.
AKP Faisal Rahman menghimbau agar masyarakat mengurungkan keinginan untuk bepergian dari Martapura ke Hulu Sungai maupun sebaliknya karena kondisinya saat ini tak memungkinkan.
“Kami himbau masyarakat tetap di rumah saja dulu, jangan bepergian karena kondisi tak memungkinkan dan jalan Ahmad Yani lumpuh total,” ucapnya.
Pihaknya lanjut AKP Faisal Rahman sedang berkoordinasi dengan Satlantas Polres Tapin untuk pembukaan jalur alternatif penghubung lewat Jalan Batola-Tapin.
Sementara itu Fahmi, warga Desa Banua Anyar, tak jauh dari lokasi jembatan ini mengungkapkan sehari sebelumnya bagian bawah siring sudah mulai terkikis derasnya air.
“Kita mengira di bagian seberang yang jebol karena terkikis, ternyata di sebelah sini yang runtuh,” ujarnya.
Untung saat itu lanjut Fahmi, arus jalan tidak padat karena banyak pengendara yang bertahan untuk menyeberang jembatan tersebut.
Pengguna jalan pun terpaksa tak bisa menyeberang, salah satunya adalah Fahrul, warga Astambul.
Fahrul mengaku ingin ke Selan mendatangi rumah sewaan miliknya yang kemungkinan terendam banjir dan sudah mengetahui perihal terputusnya akses jalan ini.
“Tapi kita tak bisa lewat lagi, padahal pagi tadi masih bisa, sekarang tak diizinkan polisi. Jadi kita menunggu apakah ada bantuan dari pihak terkait,” ungkapnya.