REDAKSI8.COM – Pasca bencana longsor yang terjadi di kawasan perndulangan intan Pumpung Cempaka, Banjarbaru Senin (8/4), Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Banjarbaru Suriannor Ahmad bersama dengan sejumlah petugas kepolisian dari Polsek Banjarbaru Timur, kembali meninjau lokasi terjadinya longsor, Selasa siang (9/4).
“Saat ini situasi sudah kondusif, aman dan terkendali,” ujar Suriannor.
Suriannor menyampaikan, kelima orang penambang yang tewas dalam bencana longsor ini semuanya telah dievakuasi.
“Korban pertama berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dibantu warga, sekitar jam 16.15 WITA (Senin). Sedangkan korban terakhir dievakuasi sekitar jam 5 subuh (Selasa), setelah 13 jam lebih tertimbun longsor,” terang Suriannor.
Lebih lanjut Suriannor menerangkan, proses evakuasi para korban yang dilakukan oleh BPBD Kota Banjarbaru, dibantu oleh BPBD Provinsi Kalsel, Basarnas, TNI-Polri, Damkar, serta warga sekitar lokasi kejadian.
“Korban terakhir ditemukan di kedalaman sekitar 15 meter, ini yang paling lama proses evakuasinya,” bebernya.
Suriannor menambahkan, selama proses evakuasi, ada beberapa kendala yang cukup menghambat jalannya evakuasi. Diantaranya medan yang berat dan lokasi yang sulit dijangkau, sampai kontur tanah yang cukup labil.
“Karena lokasinya terasing, kami tidak bisa memanfaatkan alat, jadi manual saja saat melakukan pencarian dan evakuasi. Alhamdulillah, dengan kerjasama yang baik selama 13 jam, semua korban berhasil dievakuasi,” tuturnya.
Terpisah, salah seorang warga yang juga pendulang intan, Ilham, mengaku ragu-ragu dan was-was untuk kembali beraktivitas sebagai pendulang dalam waktu dekat.
Sementara, saat ditanya awak media jika suatu saat pemerintah kota menutup lokasi tambang/pendulangan tradisional ini, ia mengaku keberatan jika hal tersebut terjadi.
“Ini kan sudah adat dari orang di sini, tidak bisa ditutup. Ini sudah kebiasaan dari turun temurun,” tandasnya.