REDAKSI8.COM – Dalam rangka pelestarian anggrek, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) se Kalimantan Selatan dan Yayasan Anggrek Meratus Indonesia (YAMI) melakukan pembahasan tanaman konservasi anggrek, Jumat (11/2/2022) kemarin bertempat di Tahura Sultan Adam.
Dalam kegiatan tersebut juga hadir DPD PAI Kalimantan Selatan Jack, DPC PAI Kabupaten Balangan yang dihadiri oleh Fahmi, DPC PAI Kabupaten Tanah Laut yang dihadiri oleh Win, DPC PAI Kabupaten Hulu Sungai Tengah, DPC PAI Kabupaten Banjar Novi Arisandi, DPC PAI Kabupaten Kotabaru Susan dan Founder YAMI.
kepala Tahura Sultan Adakan Ainun Jariah mengatakan kegiatan ini dilakukan dalam rangka untuk menggali saran dan masukan dari para penggiat anggrek agar upaya Pengembangan Taman Konservasi Anggrek bisa berjalan lebih bagus.
Secara jujur diakui oleh Ainun bahwa mereka baru mengembangkan Anggrek dan pengalaman serta pengetahuan tentang peranggrekan masih terbatas.
kepala Seksi dari Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel Supiani menyampaikan bahwa pada tanggal 12 Maret 2022 ini Taman Konservasi anggrek ini akan diresmikan, oleh karenanya dengan kondisi yang masih terbatas perlu masukan sumbang saran berbagai pihak.
Zainal Abidin dalam kapasitas mewakili Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAI Provinsi Kalimantan Selatan menjelaskan bahwa pertemuan ini dilakukan sebagai salah satu tindak lanjut dari FGD di Dinas Kehutanan Prov Kalsel pada tanggal 2 Februari 2022, dimana DPD PAI mengusulkan sebaiknya DPC PAI yang ada di Kalsel ini dilibatkan dalam memberikan masukan tentang hal ini.
“Setelah melihat bahwa Taman Konservasi Anggrek yang akan diresmikan tersebut masih perlu masukan. Meskipun pihak Tahura sudah melakukan upaya maksimal sesuai tupoksi yang ada, dan bahkan sudah dibantu “Pihak Ketiga”, namun di lapangan terlihat nampaknya bantuan tersebut lebih dominan hanya sekedar membantu dalam pengadaan tanaman saja,” tuturnya
Oleh karena itu menurut Zainal Abidin, sehingga sebagian pengelolaannya masih belum maksimal, baik dari sisi jenis maupun penempatan tanaman.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan penggiat anggrek dari Fahmi (DPC PAI Kab Balangan) dan Win (DPC PAI Kab Tanah Laut), bahwa perlu sentuhan arti dalam penataan Taman Konservasi Anggrek ini.
Fahmi mencontohkan bahwa penempatan genus dari dendro yang kurang tepat karena tidak terkena sinar matahari langsung karena ditempatkan di dalam green house dengan pencahayaan yang terbatas, demikian pula Vanda Douglas seharusnya ditanam pada tempat yang terbuka atau pencahayaan yang banyak.
Adapun DCP PAI Kab Hulu Sungai Tengah Reza menyarankan agar anggrek spesies harusnya lebih dominan keberadaannya karena kita banyak memiliki anggrek spesies dan penempatan anggrek yang ada harus memperhatikan jenis anggrek.
hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Susan dari DPC PAI Kab Kotabaru sangat mendukung jika spesies asli Kalsel lebih mendominan disini, karena menurutnya setelah sering keluar masuk hutan masih banyak jenis anggrek spesies yang ditemukan.
Adapun Novi Arisandi dari DPC PAI Kabupaten Banjar menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dalam Taman Konservasi Anggrek ini karena di Kabupaten Banjar sudah ada Laboratorium Kultur Jaringan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi positif.
Selain itu, menurut Novi Arisandi bahwa yang tidak kalah pentingnya adalah juga harus dipikirkan penempatan swafoto sebagai identitas bahwa sedang berada di taman konservasi anggrek Tahura Sultan Adam.
Adapun Founder YAMI Fery yang hadir langsung memenuhi undangan pembahasan ini menyampaikan rasa gembira dan terima kasih atas adanya Taman Konservasi Anggrek ini karena sudah lama diimpikan oleh para penggiat anggrek di Kalsel, dan pada kesempatan ini Om Fery menyerahkan tanaman Dendrobium lowii kepada pihak Tahura.
Dari DPD PAI Kalimantan Selatan Jack menyarankan bahwa untuk percepatan pengembangan Taman Konservasi Anggrek ini perlu digandeng pihak ketiga yang selama bergerak dibidang kehutanan dengan bekerjasama dengan DPC PAI setempat, sehingga pada akhirnya dapat memberikan percepatan dalam Taman Konservasi Anggrek di Tahura Sultan Adam.
Dari jelasan sebelumnya yang hanya berupa point-point yang disampaikan oleh masing-masing peserta terlihat bahwa secara garis besar PAI di Kalimantan Selatan sangat mendukung keberadaan Taman Konservasi Anggrek, dan memberikan masukan positif untuk kesempurnaannya.