REDAKSI8.COM – Menghadapi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level III di Banjarbaru, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarbaru, Emi Lasari, meminta pemerintah kota mengoptimalkan vaksinasi, mencarikan alternatif ruang isolasi, menambahkan anggaran kesehatan dan mengatur ruang gerak pedagang kecil namun tetap humanis.
Baginya, vaksinasi untuk masyarakat Banjarbaru perlu dioptimalkan lagi. Melihat sejauh ini, vaksinasi baru tercapai 30 sampai 40 persen. Supaya tidak memperburuk keadaan penyebaran Covid-19, Ia menginginkan dinas terkait memaksimalkan koordinasi untuk kuota vaksin.
“Harus jelas targetnya kapan kita bisa mencapai 100 persen untuk kuota vaksin, sehingga semua bisa tervaksin dengan baik. Karena saya lihat vaksinasi belum maksimal,” ujarnya kepada Redaksi8.com, Kamis (22/7).
Selanjutnya, menurut Emi yang perlu diperhatikan adalah kemampuan fasilitas kesehatan. Jika terjadi over kapasitas pada rumah sakit rumah sakit rujukan di Banjarbaru, pemerintah kota harus mulai mencarikan solusi alternatif ruang isolasi lain.
Hal itu tentu saja supaya para pasien suspect covid-19 tetap bisa mendapatkan fasilitas perawatan.
“Harus dicarikan tempat-tempat lain opsi-opsi lain yang akan menjadi tempat untuk perawatan pasien covid kita,” sarannya.
Kemudian dari sisi anggaran kesehatan Ia meminta juga ditambah agar pelayanan menuju rumah ke rumah warga yang melaksanakan isolasi benar-benar bisa dimaksimalkan.
Masyarakat yang menjalankan isolasi mendapatkan layanan pemantauan, pengawasan dan distribusi obat dengan baik. Pikirknya, pemko juga perlu ada penambahan tenaga kesehatan (nakes).
“Sesuai dengan kebutuhannya (pasien isolasi<–red) ini harus di maksimalkan,” tambahnya.
Lebih jauh kata Legeslator, sektor ekonomi masyarakat kecil pun perlu diperhatikan dalam menjalankan masa PPKM level III yang berlangsung sejak kemarin sampai tanggal 31 Juli 2021 nanti.
Ia mengharapkan, ada kebijakan dari pemerintah untuk pedagang-pedagang kecil tetap dibiarkan berusaha atau berjualan seperti biasa. Akan tetapi, protokol kesehatannya yang perlu di optimalkan.
“Misalnya ada pembatasan jam makan minum di tempat dengan prokes yang ketat. Kapasitasnya diatur dan pembelian bisa delivery, supaya tidak memperburuk keadaan ekonomi masyarakat kelas bawah kita sekarang,” tukasnya.
“Itulah mungkin beberapa hal yang saya rasa perlu diperhatikan, terutama pada penanganan kesehatan yang sangat penting sekali,” pungkas Emi.