REDAKSI8.COM – Sudah 2 pekan lebih proyek pembangunan Pasar Tradisional Modern Pasar Bauntung Kota Banjarbaru, yang berlokasi di bekas Lapangan Stadion Mini Gawi Sabarataan Jalan H. Idak RO Ulin, Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan berjalan. Terlihat para pekerja tengah melakukan pemasangan pondasi bangunan pasar tersebut, Senin (20/1/20).
Menurut Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Kota Banjarbaru, Abdussamad, kontrak kerjasama dengan PT. Media Karya Persero Wilayah III untuk pemindahan pasar itu akan berakhir pada bulan Desember 2020 mendatang. Nilai kontraknya ungkap Abdussamad, mencapai Rp86 Miliar dengan Pagu awal Rp104 Miliar.
Kemudian untuk anggaran sambungnya, menggunakan dana pinjaman kepada pihak PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI) milik BUMN Kementerian Keuangan Republik Indonesia (RI).
“Ada sekitar 1.071 pedagang yang akan dipindah ke pasar yang baru,” bebernya kepada Jurnalis Redaksi8.com.
Diketahui, Pasar Bauntung Batuah yang tengah dibangun tersebut memiliki luas 17 ribu meter persegi. Sedangkan luas lahannya mencapai 39 ribu meter persegi. Di dalamnya akan ada 3 bentuk bilik bangunan, diantaranya berupa lapak, kios, dan ruko. Masing-masing bilik bangunan mendapatkan ukuran yang berbeda. Untuk bangunan lapak, ukurannya 2×2 meter persegi, bangunan kios 3×3 meter persegi, dan luas ruko mendapatkan 8×4 meter persegi.
Sementara itu, salah seorang pedagang sayur yang menjual dagangannya dengan lapak, Suminah (50) mengatakan setuju terhadap kebijakan pemerintah untuk melakukan pemindahan pasar. Namun jika para pedagang kios dan ruko tidak ikut berpindah, tambahnya, ia dan pedagang pelapak lainnya akan tetap berdagang di lokasi pasar yang lama.
“Mau banget dipindah asal semuanya yang di dalam kios-kios itu juga ikut dipindah. Kalau cuma pedagang sayur dan buah dipindah, jelas kita gak mau pindah,” ketusnya.
Pedagang lainnya, Yanti (37) yang menjual daging ayam disebuah kios mengaku pasrah terhadap rencana tersebut. Di sisi lain, hal yang ditakutkan Yanti adalah kehilangan pelanggan atau pembeli. Pasalnya kata Yanti, jarak antara pasar yang lama dengan pasar yang baru cukup jauh.
“Saya dan ibu saya sudah 30 tahun berdagang di sini (pasar lokasi lama, red). Saya berharap nanti di sana rezekinya tambah bagus,” harap Yanti.
Sedangkan Siti Noor Hidayah (43), pedagang sembako di salah satu kios menerangkan, sejak tahun 1998 Pasar Bauntung belum pernah direlokasi. Melihat kebijakan tersebut, ia mengaku belum begitu siap dan sepakat. Karena bebernya, para pelanggannya memberikan pernyataan kepadanya bahwa jika pasar dipindah, mereka lebih baik berbelanja di Pasar Martapura.
“Dahulu ramai sih disini. Cuma sejak para pedagang pasar subuh mendominasi perdagangan, penjualan kami para pedagang ruko dan kios di dalam seperti ini mulai berkurang,” ungkapnya kepada Redaksi8.com.
“Katanya pasar subuh, tapi siang masih tetap jualan. Parahnya sampai subuh berikutnya masih jualan, kami yang jualan di dalam ‘kan kasihan. Di luar kan enak, cuma di atas motor bisa beli ini itu, kita di sini mesti parkir dulu,” ketusnya.
“Harapan saya kalau dipindah tambah ramai dan tambah banyak pembelinya,” pungkas Siti.