Kalau di Kalimantan Selatan, kita akan banyak disuguhi pemandangan makam-makam yang berselimut kain kuning, berkelambu dan sebagian ada juga yang ditutup kain hijau dengan banyak kaligrafi Arab di sekelilingnya.
Ini adalah makam para ulama atau pejuang kemerdekaan yang menjadi tokoh penting bagi warga.
Tidak luput juga di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Di kabupaten ini mudah ditemui makam-makam seperti ini. Bahkan ada yang berlatar belakang sejarah perjuangan di masa lalu berupa makam pejuang. Salah satunya adalah makam anam. Makam ini merupakan makam dari para pejuang kemerdekaan yang satu makamnya di makamkan 3 orang. Hal ini terjadi karena warga yang memakamkan para pejuang yang tewas ditembak Belanda takut ketahuan.
Pada hari Rabu tanggal 23 Maret 1949 sekitar pukul 17.00 wita (jam lima sore) dari arah Banjarmasin ada rombongan mobil tentara Belanda dan berhenti di Desa Ida Manggala Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Setelah mobil berhenti, dari dalam mobil tampak keluar 6 orang lelaki yang rata-rata umurnya antara 25 tahun sampai dengan 35 tahun. Kemudian 6 orang laki-laki tersebut disuruh berbaris dan langsung ditembak mati oleh tentara Belanda.
Setelah melakukan penembakan tersebut tentara Belanda meninggalkan begitu saja jenazah 6 orang laki-laki tersebut dan melaju kearah kota Kandangan. Setelah tentara Belanda pergi warga masyrakat berdatangan ketempat penembakan.
Saat dilakukan pengecekan terhadap korban penembakan, warga menemui secarik kertas dari dalam kopiah salah satu korban tewas, dengan tulisan yang menggetarkan sanubari warga, ‘TUGAS BERJUANG UNTUK KEMERDEKAAN BANGSA INDONESIA’.
Setelah mengetahui bahwa korban tersebut adalah pejuang kemerdekaan Bangsa Indonesia maka warga masyarakat segera mengurusi jenazah, menshalatkan dan memakamkannya, untuk mempercepat proses pemakaman, karena takut diketahui oleh tentara Belanda maka warga membuat dua lubang yang masing-masing lubang diisi dengan 3 (tiga ) orang jenazah para pejuang tersebut.
Setelah kejadian tersebut berlalu beberapa tahun kemudian ada salah satu keluarga para pejuang tersebut datang ke desa Ida Manggala dan menceritakan bahwa ada kerabatnya yang merupakan seorang pejuang telah dibawa tentara Belanda dan diketahui ditembak mati di Desa Ida Manggala Kecamatan Sungai Raya. Dari kedatangan keluarga pejuang yang tewas di tembak tantara Belanda tersebut baru diketahuilah nama nama keenam pejuang kemerdekaan tersebut.
Keenam pahlawan yang dimakamkan secara bertumpuk pada 2 (dua) makam tersebut bernama Ahmad Sumbawa berasal dari Desa Kupang Rantau Kabupaten Tapin, Muhammad berasal dari Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Salamat berasal dari Marabahan Kabupaten Barito Kuala, Ugub berasal dari Anjir Banjarmasin, Marhallah berasal dari Desa Pengaron Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar dan Darmawi berasal dari Malutu Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Pada makam yang terletak di Makam ini terletak di Jalan Ahmad Yani, Desa Ida Manggala, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, tidak terdapat nisan, melainkan hanya bangunan semen yang mengelilingi makam. Terdapat Cungkup yang berukuran 7,7 m x 3,5 m yang melindungi kedua makam tersebut.