REDAKSI8.COM – Warga Banjarbaru Muhammad Margotomy (30) yang tenggelam di Waduk Riam Kanan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada Senin (14/9) kemarin, telah berhasil ditemukan oleh tim gabungan pada Rabu (16/9) pukul 18.45 wita.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kepala Pencarian dan Pertolongan National Banjarmasin, Sunarto, kondisi korban ditemukan dalam keadaan tubuh membengkak dan sudah dinyatakan meninggal dunia.
“Tempat ditemukan korban sekitar 15 menit dari pelabuhan Riam Kanan. Korban langsung kita evakuasi ke Puskesmas Aranio,” terangnya kepada rekan-rekan media.
Diketahui Muhammad Morgotomy merupakan salah seorang warga Jalan Caraka Jaya, Komplek Graha Pelangi, RT 02 RW 01, Kelurahan Landasan Ulin Utara Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru.
Sementara Itu Wakil Ketua Umum Federasi Arung Jeram Provinsi Kalimantan Selatan Bandi Chairullah menambahkan, sebagai kawasan wisata, pelayanan dari sisi Safety Code atau keamanan wisatawan saat berada di Waduk Riam Kanan harus menjadi yang utama.
Namun selama ini hal tersebut bagi penggiat wisata petualangan itu belum bisa diaplikasikan baik pengunjung maupun para pemilik ojek kapal, lantaran kesadaran akan keamanan saat melintas di wilayah waduk yang begitu luas dan dalam itu masih kecil.
“Seharusnya pihak pengelola bisa mengevaluasi kejadian-kejadian seperti ini. Karena hampir setiap tahun selalu jatuh korban,” kritiknya.
“Ditakutkan Ini dapat berdampak terhadap jumlah wisatawan yang datang ke Waduk Riam Kanan. Jika semakin kecil pengunjung pastinya nanti bepengaruh terhadap PAD kita,” Bandi melanjutkan.
Melalui instansi dan stakeholder terkait kejadian tersebut Kata Bandi seharusnya menjadi peringatan dini untuk memperbaiki keadaan yang dinilainya cukup riskan. Apalagi sejak berakhirnya masa PSBB pandemi covid19, lokasi waduk menjadi destinasi favorit bagi para pemancing mania.
Ia menyarankan, kedepannya pihak pengemudi kapal dapat menyediakan perlengkapan keamanan untuk para wisatawan maupun para pemancing seperti life jacket atau pelampung lempar selama berada di waduk riam kanan. Serta dipasangkan pagar di bagian buritan kapal supaya keamana pengunjung dapat dimaksimalkan.
“Seharusnya di dalam toilet kapal juga disediakan wadah air minimal mini drum supaya pengunjung tidak perlu mengambil sendiri,” satuannya.
“Ironisnya di kapal cuma disediakan ember dengan tali, ini bahaya sekali. Kalau jalan kapalanya cepat tentu saja pengunjung yang mengambil airnya ikut tertarik karena volume air yang masuk ke ember menambah beban berat,” Lebih jauh kepada Redaksi8.com.
Atas kejadian ini Bandi berharap, kritikal poin yang diberikannya itu bisa menyentil para pengambil kebijakan agar memperhatikan keselamatan wisatawan maupun masyarakat yang rutin melintas disana.
“Semoga tidak ada lagi korban ke depannya,” tandasnya.