REDAKSI8.COM – Hujan deras beberapa hari sejak (9/1) menimbulkan luapan air dan banjir di beberapa daerah, khususnya di area budidaya tambak udang, kepiting dan ikan lainnya di Desa Muara Kintab Kabupaten Tanah Laut, Senin (11/1).
Kerugian puluhan juta rupiah akibat banjir ini dirasa masyarakat Jl. Ketanahan, Desa Muara Kintap, Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut, Burhan, katanya bagian tanggul yang mengelilingi area tambak miliknya itu jebol, sehingga ribuan ekor ikan bandeng, kepiting dan juga udang, yang dibudidayakan olehnya dan warga sekitar juga ikut hanyut diterjang banjir.
“Kalau banjir datang tambak saya seperti lautan, alias terendam semua “ kata Burhan
Sekitar 20.000 bibit kepiting dan udang yang baru dimasukan kedalam tambak paparnya, harus hilang terbawa banjir, ditambah tambak seluas kurang lebih 5 hektar dimilikinya rusak.
“Dengan kejadian seperti ini kerugian yang sudah saya hitung mencapai Rp, 15.000.000 sampai Rp, 20.000.000,” Burhan memaparkan.
Sejauh ini imbuhnya, dari pemerintah setempat hingga pemerintah provinsi belum ada perhatian khusus dalam bentuk bantuan, baik bibit maupun biaya perbaikan tambak.
“Padahal kejadian banjir seperti ini setiap tahunnya sering terjadi, namun tidak ada bantuan apapun dari pemerintah setempat maupun provinsi,” Burhan menegaskan.
Atas kejadian itu PLT Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Fadhli menjawab, segeranya akan melakukan pembenahan dengan menginventaris saluran-saluran pengairan di area tambak yang mengalami kerusakan.
“Itu semua merupakan perintah gubernur Kalimantan selatan. Pihak kami diminta untuk secepatnya melakukakn inventaris terhadap saluran-saluran tambak yang mengalami kerusakan,” ungkap Fadhli kepada Redaksi8.com, Senin (11/1).
Program seperti inventarisasi, perbaikan kerusakan yang terjadi pada tambak milik masyarakat ataupun permintaan bibit ujarnya, tidak bisa dilakukan atau dipenuhi langsung, harus terlebih dahulu warga yang berkepentingan mengajukan proposal kepada Dinas terkait
“Kami hanya bisa menindaklanjuti mereka yang mengajukan proposal,” tukasnya.
Adapun sistem birokrasi pengajuannya lebih jauh melalui PPL, lalu masuk ke Dinas Perikanan Kabupaten. Setelah itu Dinas Kabupaten akan merekomendasikan ke Dinas Perikanan Provinsi untuk dilakukan proses.
“Kalau dari hasil budidaya tambak sejauh ini hasil PAD paling banyak dari komoditas udang,” pungkasnya.
Berdasarkan data tahun 2013 yang dikutip dari Dinas DPMPTSP Provinsi Kalimantan Selatan, Peluang investasi usaha budidaya tambak dengan potensi lahan yang mencapai 84.998 ha baru dimanfaatkan sebesar 16.457,1 ha, sehingga usaha budidaya tambak masih terbuka lebar untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan.
Lokasi budidaya dapat dilakukan di beberapa kabupaten, seperti Tanah Laut, Tanah Bumbu, Barito Kuala dan Banjar. Untuk jenis komoditi yang paling potensial untuk dikembangkan adalah udang windu. Hal ini berkaitan dengan harga yang relatif tinggi, pasar yang masih terbuka lebar, teknologi yang sudah dikuasai dan serangan penyakit yang sudah dapat diatasi.