REDAKSI8.COM – Hujan yang mengguyur Kota Banjarbaru sejak pagi hingga siang, tidak menghilangkan antusiasme warga SMPN 4 Banjarbaru untuk menjaga kebersihan selokan / drainase di sekitar lingkungan sekolah mereka, agar terhindar dari banjir.
Para siswa dan guru membekali diri mereka dengan sapu lidi, serok sampah, kantongan plastik, parang, celurit (sabit) hingga cangkul.
Alat-alat tersebut selain digunakan untuk membersihkan sampah di lingkungan sekolah, juga mereka gunakan untuk membersihkan rumput serta selokan / drainase.
Bahkan, beberapa siswa rela menceburkan diri ke dalam selokan untuk mengangkat tanah yang memicu pendangkalan selokan, loh!
Pemandangan tersebut terlihat saat kegiatan Jum’at Bersih yang dilakukan oleh para siswa dan wali kelas (guru) SMPN 4 Banjarbaru, Jum’at (16/3/18).
Menurut Wakasek Kesiswaan SMPN 4 Banjarbaru, Jarot Santosa SPd, agenda di hari Jum’at bersih setelah senam pagi adalah membersihkan sampah-sampah yang ada di wilayah RT 10 dan sekitarnya, termasuk Pasar Ulin Raya dan Pasar Bawah Getah.
”Siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ini didampingi oleh wali kelas. Namun karena hujan deras sampai pukul 10.50 WITA, maka kegiatan di arahkan ke intern sekolah,” ujar Jarot seraya menambahkan tujuan dari kegiatan Jum’at Bersih ini adalah untuk memelihara sanitasi dan drainase sekolah, agar air yang mengalir ke saluran primer tetap lancar serta mengurangi genangan air.
Dalam kondisi hujan deras, Jarot mempertimbangkan hanya sebagian siswa yang sudah terbiasa dengan aktivitas ekstrim saja yang dilibatkan, selain karena faktor kesehatan.
”Setelah melihat genangan air yang cukup dalam, anak-anak saya tanya bagaimana supaya cepat surut, dengan tanggap mereka mengatakan selokannya harus di bersihkan. Secara spontan beberapa anak turun tangan dan diikuti oleh puluhan siswa lainnya,” beber guru yang menyukai musik ini.
Melihat anak didiknya berbasah-basahan dan sangat peduli terhadap lingkungan, terlebih rela ‘nyebur’ ke dalam selokan, para guru memberikan apresiasi yang luar biasa.
Hal ini menjadi bukti bahwa siswa-siswi masih memiliki karakter rela berkorban dan cinta lingkungan, selain karakter akhlak mulia, cinta tanah air dan kewirausahaan yang ingin ditumbuhkan di SMPN 4 Banjarbaru sebagai sekolah yang berkarakter.
”Apalagi hal ini berkaitan dengan persiapan sekolah menghadapi penilaian Adiwiyata, persiapan lomba sekolah BERHIAS (BersiH, Hijau, Asri & Sehat), serta mempertahankan predikat sekolah sebagai Juara 1 Sekolah Sehat se-Kecamatan Liang Anggang,” ungkap Jarot sembari bangga dengan anak didiknya.
Di sisi lain, ketika sedang asyik membersihkan area selokan / drainase, ternyata anak-anak mendapatkan ‘kejutan’ yang tidak mereka duga sebelumnya alias hal unik.
Lantaran, saat kegiatan tengah berlangsung, mereka menemukan sebuah ember besar yang tertutup rumput yang disinyalir menjadi penyebab terhambatnya aliran air.
Tidak hanya itu saja yang mereka temukan. Seekor kepiting sungai dengan ukuran lumayan besar berdiameter kurang lebih 10 cm juga berhasil mereka tangkap.
”Seekor anak ular juga muncul di hadapan mereka, sontak hal itu membuat anak-anak lari terbirit-birit,” sebut Jarot sembari tertawa kecil.
Wah, ada-ada saja ya. Namun terlepas dari ‘kejutan’ seekor kepiting dan seekor anak ular yang ingin ‘eksis’, keberanian serta tekad siswa-siswi SMPN 4 Banjarbaru yang rela berkorban untuk menjaga kebersihan lingkungannya, patut kita acungi 2 jempol nih. Salut!
Semoga menjadi inspirasi serta motivasi bagi siswa-siswi di sekolah lain untuk melakukan hal serupa, ya! (dema)