REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Ingin berakhir pekan tapi bingung mau kemana? Datang saja ke Kebun Raya Banua. Selain murah, tempatnya juga sangat strategis menghilangkan penat dan gundah bekerja sepekan bekerja.
Kebun Raya Banua merupakan salah satu tempat destinasi wisata Kota Banjarbaru, berlokasi di kawasan perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Dari pantauan pewarta, tempat ini menyuguhkan berbagai keindahan alam. Luas lahannya mencapai 100 hektare.
Kebun Raya Banua yang baru-baru tadi dapat penghargaan sebagai kebun raya terbaik kedua se-Indonesia itu juga dijadikan lokasi konservasi, penelitian, jasa lingkungan, dan edukasi.
Kasi Penelitian dan Konservasi Kebun Raya Banua Muhammad Novian Ramadhan menjelaskan, Kebun Raya Banua diresmikan pada tahun 2016.
Sekarang destinasi wisata keluarga itu telah memiliki 3 ribu lebih tanaman koleksi, diantaranya 2.100 tanaman obat, dikotil, monokotil, dan lainnya, dan 900 spesemen anggrek dengan 100 lebih spesies anggrek.
Meskipun berada di kawasan yang kurang subur karena tanah urukan bekas tambang dan berbatu, Kebun Raya Banua sudah ditumbuhi beragam pepohonan dan tanaman yang subur.
Apalagi sekarang lokasi itu mulai ramai dikunjungi oleh warga Banjarbaru maupun luar daerah.
“Kebun Raya Banua saat ini menjadi tempat favotit bagi pelajar dan keluarga, dari waktu ke waktu jumlah pengunjung Kebun Raya Banua terus meningkat,” bebernya..
Kebun Raya Banua ini merupakan kebun dengan spesifikasi tanaman obat dan konservasi tanaman langka khas Kalimantan.
Bahkan, Kebun Raya Banua sendiri sudah beberapa kali menerjunkan tim ekspedisi untuk mengumpulkan tanaman langka agar memperkaya koleksi termasuk tanaman obat-obatan dari berbagai wilayah Kabupaten.
Di kawasan ini dibangun pusat Penelitian Tanaman Obat (Herbal) edemik Kalimantan, dengan jumlah 13 zona, yakni zona dikotil, monokotil, hingga tanaman obat dan sebagainya.
Beragam tanaman edemik Kalimantan yang mempunyai khasiat sebagai obat akan diteliti di pusat penelitian Kebun Raya Banua.
Tidak hanya itu, ragam fasilitas pun dibangun di kawasan Kebun Raya Banua yang menjadi daya tarik wisatawan, yakni gedung Konservatorium dan kawasan wisata agro.
Ditambah, monumen yang disebut Tugu Reklamasi untuk menandai bahwa kawasan Kebun Raya Banua seluas 100 hektare tersebut dibangun di atas areal eks tambang.
Kemudian, embung yang dibangun Kementrian PUPR dan Balai Besar Sungai Wilayah II Kalimantan berfungsi sebagai cadangan air bagi kepentingan pemeliharaan tanaman koleksi kebun raya dan mengantisipasi ancaman jika terjadi krisis air saat kemarau.
“Keberadaan embung memperkaya objek wisata didalam Kebun Raya Banua, juga menjadi spot utama favorit masyarakat, terutama ketika sore hari untuk menikmati matahari tenggelam,” terangnya.
Selain embung, ada tempat utama lain yang menjadi favorit masyarakat, seperti labirin, area aromatik, camping ground, dan zona tanaman yang sering dijadikan tempat kumpul oleh wisatawan.
Adapun jam operasional Kebun Raya Banua dibuka setiap hari dari pukul 08.00 – 18.00 Wita, dengan bayar tiket masuk untuk dewasa senilai 7 ribu, pelajar 5 ribu, anak-anak 4 ribu, dan biaya masuk transport berkisar 2 ribu sampai 5 ribu.
Diketahui, Kebun Raya Banua sudah menjalin Mou dengan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Piranha Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat beberapa tahun lalu.
Adanya ikatan kerjasama dengan Mapala Piranha itu supaya bisa membangun dan memajukan pusat penyelamatan sekaligus konservasi lingkungan terbesar di pulau Kalimantan.
Sementara itu, seorang pengunjung Kebun Raya Banua dari PAUD Terpadu Berkat Mulia Banjarmasin Juwita mengatakan, sengaja datang dengan rombongan guru dan pengajar dengan maksud survei tempat untuk kegiatan piknik anak-anak didiknya.
Karena menurutnya, suasana di Kebun Raya Banua sangat nyaman untuk dijadikan tempat piknik atau Outbond.
Ia berpendapat, di kebun raya banyak pohon yang rindang, namun masih kurang fasilitas permainan anak-anak.
“Ke Kebun Raya Banua dalam rangka survei untuk membawa anak-anak kesini,” pungkasnya.
Penulis Irma