REDAKSI8.COM – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Daerah Kota Banjarbaru meminta pihak kesehatan dalam hal ini beberapa laboratorium kesehatan baik Negeri maupun swasta mengevaluasi keakuratan pemeriksaan hasil uji usap atau swab test.
karena baru-baru saja, beberapa anggota DPRD Kota Banjarbaru yang melaksanakan uji usap dinyatakan positif, hanya selang beberapa hari kembali melakukan swab test antigen mandiri di lokasi yang berbeda hasilnya pun turut berbeda.
Anggota Komisi III DPRD Banjarbaru, Nurkhalis Anshari mengaku, saat dirinya dinyatakan positif dari hasil uji usap PCR di RSDI Banjarbaru, 3 hari selanjutnya Ia dan beberapa anggota DPRD lain kembali melakukan uji usap mandiri di laboratorium swasta di Banjarmasin hasilnya negatif Covid-19.
Baginya, hal ini membuat Ia dan rekannya kebingungan. Apakah lantaran peralatan pemeriksanya yang belum dilakukan kalibrasi. Ataukah, sistem imun dalam tubuhnya sudah mampu melawan virus asal negeri china ini, pasca vaksinasi yang sudah dilaksanakannya sebanyak 2 kali itu.
“Kemungkinan lain bisa saja karena saya terpapar tapi tidak ada gejala sama sekali sehingga saya bisa cepat sembuh. Saya baca dibeberapa literasi ada yang bisa sembuh hanya dengan durasi waktu 5 hari,” ungkap Nurkhalis saat ditemui Redaksi8.com, Jumat (9/4).
Ia menerangkan, setelah di vaksin tahap ke dua pada tangga 26 Maret, Politis PKS ini bersama anggota DPRD lainnya melaksanakan uji usap pada tanggal 31 Agustus di RSDI Banjarbaru. Ragu-ragu dari hasil uji usap di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Kalimantan Selatan yang hasilnya menyatakan dirinya positif covid-19, Nurkhalis kembali melakukan uji usap Mandiri pada tanggal 2 April di laboratorium swasta Banjarmasin, dan hasilnya negatif.
“Yang membingungkan itu kok hasilnya beda. Padahal jarak waktunya cuma 3 hari,” tanyanya.
Alasan ia melakukan uji usap, Nurkhalis dan anggota dewan lain telah melakukan hubungan kontak yang cukup dekat dengan salah satu ASN yang baru saja meninggal dunia. Sekedar jaga-jaga, Ia mencoba memeriksa status kesehatannya dengan melakukan test swab PCR, hasilnya positif.
“Ini menjadi evaluasi terkait dengan akurasi alat pemeriksanya. Mungkin karena banyaknya sampling dan umur alat sudah satu tahun lebih digunakan. Kalau bisa dikalibrasi supaya hasilnya nanti bisa lebih akurat,” sarannya.