REDAKSI8.COM – Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melakukan monitoring ke Koperasi Indopat Borneo yang berada di Desa Sungai Batang Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, Rabu (18/11/2020).
Monitoring yang dilakukan oleh Staf Ahli Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Darmawan didampingi jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI kunjungi kawasan Minapolitan untuk melakukan evaluasi pengelolaan batuan berupa mesin pembuat es yang diberikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada koperasi Indopat Borneo.
Kegiatan monitor tersebut langsung didampingi oleh Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar, HM. Riza Dauly beserta jajaran. Pertama-tama mengunjungi Koperasi Indopat Borneo Sungai Batang yang memiliki mesin pembuat es serpih (Flake Ice Machine) bantuan dari KKP RI pada tahun 2019.
Kemudian dilanjutkan meninjau Unit Pengolahan Ikan (UPI) di kawasan yang sama dimana saat ini pengelolaannya dikerjasamakan dengan pihak ketiga, yakni PT. Fresh On Time Seafood (FOTS) untuk mengolah hasil perikanan produksi lokal menjadi produk ekspor.
Staf Ahli Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya KKP RI, Darmadi Aries Wibowo mengatakan, dalam kegiatan ini untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap bantuan pemerintah yang telah diberikan pada tahun 2019. Apakah alat itu bisa dimanfaatkan dengan baik.
Disamping itu juga memang di Kementerian juga diminta oleh Presiden RI untuk banyak berdialog untuk menyerap aspirasi yang diinginkan dan diperlukan oleh pihak pelaku usaha dan masyarakat yang mana dikelola oleh Pemerintah Daerah setempat.
“Jadi dengan berdialog seperti ini kami bisa menangkap aspirasi yang disampaikan, apa kendala mereka untuk meningkatkan perekonomian, apalagi di masa pandemi seperti ini, harus berpikir out of the box, untuk keluar dari kondisi ini agar bisa memulihkan perekonomian nasional,” ungkapnya.
Khususnya Untuk Bidang Kelautan dan Perikanan ini mendapat tekanan yang cukup berat di tingkat nasional selama masa pandemi covid 19.
Di samping itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banjar Riza Dauly menyampaikan, dengan kedatangan pihak staf ahli KKP RI dan Ditjen Penguatan Daya Saing KKP RI memonitoring perkembangan perikanan di Kabupaten Banjar khususnya di kawasan agrominapolitan UPI.
“Dengan meninjau langsung di salah satu UPI kita, pihak beliau cukup bangga dengan apa yang telah dicapai oleh Kabupaten Banjar, Karena Kabupaten Banjar hingga saat ini berupaya untuk menghasilkan produk perikanan yang bisa diekspor ke luar negeri,” paparnya.
Selain itu Riza menambahkan, untuk rencana kedepannya telah mengusulkan kepada pihak KKP RI , untuk menguatkan rantai pendingin yang ada di Kabupaten Banjar, berdasarkan permintaan para pelaku usaha untuk bisa memiliki portable cold storage, untuk menyimpan hasil pengolahan atau panen ikan, juga bisa mencukupi kebutuhan es segar untuk membawa produk ikan segar tetap terjaga.
“Kalau bisa ada lima buah portable cold storage ,dan dua pabrik es balok, agar mampu dalam memenuhi ketersediaan es segar untuk keperluan pengolahan perikanan,” katanya.
Lanjut Riza menambahkan kembali, adapun dampak yang bisa dirasakan pelaku usaha maupun masyarakat setelah menerima bantuan mesin pembuat es dari KPP RI ini menjadi terbantu dari segi biaya produksi dan untuk penyimpanan hasil pengolahan bisa lebih lama dengan adanya mesin ice flake penghasil es.
“Alhamdulillah dengan adanya bantuan pemerintah melalui Kementerian Kelautan Perikanan RI masyarakat bisa menekan biaya untuk berproduksi, karena untuk mengambil bahan es ini tidak lagi sampai ke banjarmasin atau ke pelaihari cukup disini saja di Koperasi Indopat Borneo yang mengelola di kawasan agrominapolitan ini,” pungkasnya.