REDAKSI8.COM – Tinggal beberapa bulan lagi pesta demokrasi di Kota Banjarbaru segera tiba. Paska ditinggal Walikota Banjarbaru pada 8 Agustus lalu, Almarhum Nadjmi Adhani sebagai calon dari incumbent yang pengaruhnya begitu kuat di mata masyarakatnya, meninggalkan banyak kesedihan bagi semua kalangan.
Sementara pasangan calon yang sudah siap bertempur nanti, apakah bisa menandingi pengaruh kepemimpinan dan ketaatan Almarhum Nadjmi Adhani sebagai abdi negara?.
Lantas, seperti apakah sudut pandang masyarakat mengenai Pasangan Calon (paslon) yang akan melanjutkan perjuangan Almarhum Nadjmi Adhani menuju Banjarbaru lebih baik.
Menurut salah satu warga Kelurahan Mentaos Kota Banjarbaru, Achmad Hasyim, pemimpin yang dibutuhkan Kota berjuluk Idaman itu saat ini seperti sosok Almarhum Nadjmi Adhani, baik kapasitas maupun intelektualitasnya.
Karena baginya, jika kapasitas calon pemimpin Banjarbaru dibawah standar sosok tersebut, diperkirakan pemimpin yang akan datang tidak mampu membawa Banjarbaru menuju banjarbaru yang seperti rancangan awal oleh Walikota pertama Rudy Resnawan sebagai kota berkembang.
Masyarakat kota Banjarbaru sendiri tambahnya, berisikan orang-orang pintar yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pusat pendidikan di Kalsel pun berada di Banjarbaru. Jadi pikirnya, jangan sampai pemimpin akan datang tidak lebih baik dari masyarakatnya.
“Ya kita lihat track record dan sumbangsihnya untuk Banjarbaru. Apa sih yang sudah dibuat untuk Banjarbaru,” terangnya kepada Redaksi8.com melalui sambungan telpon.
Seperti sosok Haji Martinus, ia menilai sementara ini, yang bersangkutan ‘cuma pernah’ menjabat sebagai Pejabat walikota selama 7 bulan,”
“Sedangkan kabar yang saya terima, Aditiya Mufti Ariffin kembali ingin ikut pilkada di Banjarbaru. Dia kan belum pernah bikin apa – apa untuk Kota Banjarbaru. Walupun dia pernah menjadi anggota DPR RI, tapi tidak terlalu keliatan hasil kinerjanya selama di sana,” ucap Hasyim.
Ia berpendapat, sebaiknya pemimpin yang akan datang diduduki oleh sosok senior yang sudah banyak memberikan sesuatu untuk Kota Banjarbaru. Misalnnya Jaya, Jaya sendiri katanya, sudah berbuat banyak bersama Nadjmi pada periode sekarang. Kedepannya, rencana-rencana yang sudah disiapkan oleh Almarhum Nadjmi tentunya diketahui oleh Jaya.
“Mereka berdua pasti sudah panjang menyusun program rencana pembangunan untuk Banjarbaru di periode selanjutnya, Jaya tidak mungkin tidak tahu, pasti tahu. Nah, kalau Jaya kembali entah jadi walikota atau wakil, pasti dia berpeluang memperbaiki dan melanjutkan apa-apa yang menjadi kekurangan dan kebaikan program yang sudah dijalankan,” terangnya.
“Jangan sampai ‘bocah kemarin sore‘ yang dijadikan pemimipin kota ini, minimal senior lah. Masa memilih calon yang sempat mundur sebelum bertempur, ketika lawannya sudah tidak ada eh dia maju lagi,” cetusnya.
Pria yang kerap disapa Hasyim ini menyarankan, masyarakat Banjarbaru harus lebih bijak memilih pemimpin. Secara integritas si paslon, maupun sepak terjang yang dilakukan untuk kota Banjarbaru. Termasuk poros ketiga yang kemungkinan bisa maju, dengan pengalaman dan program lebih baik lagi.
“Minimal yang senior, sekali lagi saya tekankan. Coba liat pemimpin pemimpin di Kalsel sebelumnya, track recordnya step by step. Contoh di Kabupaten Banjar dulu ada Rudi Ariffin, dia dulu dari Sekda, kemudian jadi Bupati lalu naik lagi jadi Gubernur, itu kan jelas langkah langkahnya, itu yang hebat. Bukan bocah kemarin sore,” ucapnya.
Termasuk sosok Rudy Resnawan, yang meniti karir dari bawah sejak ia lulus dari APDN, hingga menjadi Walikota Banjarbaru, dan kemudian menjabat sebagai Wakil Gubernur Kalsel 2 periode.
Marsu, penarik becak di Pasar Bauntung Banjarbaru,berargumen, pasangan calon pemimpin yang muncul sebagai rival untuk memperebutkan kursi walikota belum bisa meyakinkan dirinya. Lantaran, sosok yang Ia inginkan kembali memimpin Kota Banjarbaru memang seperti sosok Almarhum Nadjmi Adhani.
“Belum ada yang cocok dan bikin nyaman kita,” ungkap Marsu sembari mengelus dadanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Albis Nusa Wisata Kota Banjarbaru, Utami Dewi, menginginkan, pemimpin daerah yang bisa mengayomi seluruh warga Banjarbaru. Memberikan inovasi-inovasi kreatif untuk kemajuan warganya serta menjadikan Banjarbaru sebagai kota yang asri.
“Kalau bisa yang bikin betah pendatang seperti kami,” ucapnya.
“Mudah-mudahan pemimpin nanti orang baik kaya Almarhum Bapak Nadjmi juga. Alhamdulillah beliau juga selalu cinta usaha lokal, terbukti selalu umroh sama kita. Sampai umroh terakhir beliau di bulan Februari kemarin pilih kita,” Ia menyambung.
Selanjutnya Tri Andhini Puspa Ningsih, wanita yang bekerja di salah satu perusahaan sea food mengatakan, sebagai pendatang di Kota Banjarbaru Ia menyatakan, kagum dengan sosok pemimpin seperti almarhum Nadjmi Adhani, yang mau terjun ke masyarakat.
“Waktu Almarhum pa Nadjmi yang jadi walikotanya, yang saya tahu beliau turun langsung ke masyarakat dan cepat responnya, maunya ke depannya ini juga mau turun ke masyarakat dan yang bikin gebrakan gebrakan baru,” tuturnya.
“Kalau saya intinya pemimpin yang berani bertindak tegas. Memang sih masyarakat terkadang susah diatur, tapi kalau sudah dipersiapkan konsekuensinya dan solusinya pasti itu lebih mudah untuk disampaikan ke masyarakat,” Ia berpendapat.
Sementara dari sudut pandang petani buah Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, Suraji, menilai, siapapun nanti yang akan menjadi walikotanya jangan pernah mengabaikan sektor pertanian.
Karena sebelum kepergian Almarhum Nadjmi Adhani, para petani di tempatnya telah banyak mendapat bantuan dan dukungan untuk mengembangkan sektor pertanian dan hortikultura selama periode kepemimpinan saat ini.
“Paling tidak perduli dengan kita para petani. Kemarin juga Almarhum pa Nadjmi sama pa Jaya berjanji akan meningkatkan sektor perkebunan dan pertanian dengan banyak melakukan inovasi dan dukungan peralatan alsintan jika terpilih lagi,” ungkap Suraji.
“Yaa..seperti pa Nadjmi lah nanti. Kebetulan kami masih memiliki kekurangan pada segi pembukaan lahan perkebunan. Kita juga masih pinjam beberapa alat pertanian milik petani Pelaihari. Mudah-mudahan nanti pemimpin selanjutnya bisa kasih kita alat itu agar tidak pinjem lagi,” pungkasnya.
Dari 5 narasumber ini, dimata mereka nama Almarhum Nadjmi Adhani seolah sudah mendarah daging dan menjadi sosok figur dan panutan untuk semua kalangan masyarakat Kota Banjarbaru. Pantas saja, jika masyarakat menginginkan pemimpin yang bisa duduk nanti sebisanya mirip dengan Almarhum bahkan melebihinya.
Pertanyaannya, siapakah yang pantas menjadi pemimpin yang bisa seperti Almarhum Nadjmi Adhani? jawabannya ada pada 9 Desember 2020 mendatang.