Wajidi bercerita, Sekitar tahun 1960 an Pangeran Hidayatullah sudah ingin diangkat sebagai calon pahlawan nasional berbarengan dengan Cut Nyadien pahlawan nasional dari aceh.
Karena dianggap kedua sosok ini memiliki kesamaan nasib, yakni sama-sama dibuang ke tanah Jawa, dalam hal ini Jawa Barat.
Akan tetapi diperjalanannya sosok nama Pangeran Antasari yang keluar sebagai pahlawan nasional.
“Kekeliruan kita dulu memunculkan Pangeran Antasari cuman melemahkan Pangeran Hidayatullah. Padahal hubungan mereka berdua itu adalah antara keponakan (pangeran Hidayatullah<–red) dan paman (Pangeran Antasari<–red) Dimasa lalu mereka saling bekerja sama melawan belanda,” ujarnya.
Lebih jauh kepada pewarta, Pangeran Antasari merupakan panglima perang dalam perang Banjar sementara Pangeran Hidayatullah adalah Mangkubumi di kala itu.
“Beliau (pangeran Hidayatullah<–red) pimpinan politik dan mengeluarkan kebijakan perintah untuk melakukan penyerangan terhadap pemerintah belanda. Ya itu tadi melemahkan Pangeran Hidayatullah mengangkat Pangeran Antasari,” Ia menukas.
“Bahkan di Cianjur itu sudah tertulis sebagai pahlawan Nasional Kalimantan Selatan,” pungkasnya.