Rumah Salah satu warga Kelurahan Sungai Tiung RT. 14 RW. 04 kota Banjarbaru nyaris roboh. Kejadian ini dikarenakan pada hari selasa malam (31/1/2018) rumah tersebut dihantam angin yang kencang disertai hujan, sehingga membuat rumah tersebut benar benar tidak bisa di tempati lagi.
Rumah warisan tersebut sebelumnya dihuni Siti Fatimah (60) dan Siti Romlah (43) beserta 2 anak Romlah.
Warga RT. 14 RW. 04 kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka tersebut, sebelumnya tetap nekat mendiami rumah yang sudah lapuk dimakan usia, karena ketiadaan biaya untuk memperbaiki atau membangun rumah yang baru.
Untungnya saat kejadian angin deras yang semakin memiringkan rumah tersebut, penghuninya menginap ditempat lain, karena hampir satu minggu tidak bisa digunakan lagi, disebabkan rumah tersebut hampir roboh.
Siti Fatimah dan Siti Romlah serta kedua anaknya terpaksa mengungsi kerumah saudara untuk sementara, dikarenakan kalau berada dirumah takut rumah tersebut roboh.
Siti Fatimah seorang janda tersebut mengatakan bahwa untuk mencukupi makan sehari hari mengandalkan pekerjaan sebagai pencuci baju.
“Jadi kalau tidak ada pemasukan hari itu, terpaksa makan seadanya dan tidak pakai ikan, tapi itu sudah biasa, yang penting masih bisa makan,” ucap Siti Fatimah.
Sedangkan Siti Romlah mengaku mengandalkan pemberian dari suaminya.
Saat diwawancarai Redaksi8.com, Siti Ramlah menceritakan bahwa dia takut dengan keadaan rumah yang di tempatinya, sudah dua tahun rumah tersebut kondisinya sangat memprihatinkan.
“Apalagi saat terjadi hujan disertai angin pada malam hari, hal itu membuat kami penghuni rumah sangat takut, kalau kalau rumah ambruk dan menimpa kami yang berada didalam rumah dan kami harus mengungsi kerumah saudara sampai hujan berhenti, apalagi punya anak berumur 3,5 tahun, setiap kali ketika hujan yang pertama dilakukan adalah membawa anak saya yang masih kecil agar aman, setelah itu merapikan tempat tidur dan barang barang lainnya agar tidak kehujanan, ” paparnya.
Kejadian yang terjadi pada malam itu rumah tersebut dalam keadaan kosong karena Siti Fatimah tidur dirumah saudaranya dan Siti Romlah beserta anaknya hampir setengah bulan berada di Kintap ikut dengan suaminya yang bekerja sebagai buruh tambang batu bara manual.
“Saat malam itu kami berada di Kintap, tahu rumah tersebut hampir rubuh, karena ditelpon oleh saudara agar pulang untuk memindah barang yang ada didalam rumah, akhirnya kami pulang ke Sungai Tiung,” ungkapnya.
Rumah tersebut saat ini sebagian sudah tidak memiliki dinding lagi, karena dinding tersebut di bongkar takut rumah tersebut ambruk karena beban dinding yang masih ada.
“Adapun dinding itu di bongkar karena takut rumah tersebut ambruk, karena saat ini sudah mengenai rumah yang ada disampingnya, kalau dinding tersebut tidak di bongkar maka beban tersebut yang mengakibatkan ambruk, memperbaiki rumah sendiri saja tidak ada uangnya apalagi kalau mengganti rumah orang yang tertimpa, ” lirih Siti Romlah.
Sampai berita ini diturunkan belum ada tanggapan dan perhatian dari pemerintah, menurut masyarakat bahwa rumah tersebut sudah di data oleh RT setempat 2 tahun yang lewat, sampai rumah tersebut hampir ambruk dan tidak di huni lagi belum ada kunjungan pemerintah.