Warga yang tinggal di sepanjang jalan Martapura Lama Desa Keramat Baru Kecamatan Martapura Timur keluhkan debu yang mengotori rumah mereka, serta dagangan mereka, yang mengakibatkan penghasilan mereka menurun dengan drastis.
Bahkan sebagian warga mengaku sakit tenggorokan dan batuk, karena debu yang mereka hirup saat bernafas karena debu dari truk pengangkut tanah yang melintasi jalan tersebut.
Truk yang lewat setiap hari dijalan tersebut adalah truk pengangkut tanah untuk proyek pembuatan taman di salah satu rumah warga.
Salah satu pedagang yang tidak mau disebutkan namanya bercerita, bahwa sudah 15 hari lebih truk – truk tersebut hilir mudik melewati jalan tersebut.
“Dalam sehari ratusan truk pengangkut tanah yang mondar mandir dilokasi, dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore,hibak dabu, ” terangnya.
Omset pendapatan pun akunya, turun dengan drastis, orang malas membeli karena beranggapan jualan yang ia jual kotor karena berdebu, selain itu jualan seperti beras yang di jual warga lainnya pun menguning karena tercampur debu.
Begitu juga dengan Pedagang pakaian yang juga tidak mau di sebut namanya, juga mengeluhkan hal yang serupa kepada wartawan Redaksi8.com.
“Saya terpaksa berdagang di dalam toko saja, itu pun setengah pintu toko ditutup untuk menghindari debu yang bisa menempel di pakaian yang di pajang sehingga kotor, sebelum adanya truk pengangkut tanah ini lewat, biasanya baju baju dipajang didepan toko untuk menarik perhatian konsumen ,namun sekarang tidak bisa lagi karena takut kotor dan mengurangi nilai beli pakaian tersebut, ” cetus warga lainnya.
Warga juga mengatakan bahwa dalam sehari memang ada dilakukan penyemprotan untuk jalan, dalam sehari dua kali di lakukan penyemprotan dengan air oleh pihak proyek, namun jalan begitu juga cepat kering.
Untuk mengurangi debu, warga terpaksa menyemprot sendiri depan rumah mereka untuk meminimalisir debu yang berterbangan.
Berdasarkan informasi warga yang beredar di masyarakat bahwa proyek pembangunan taman dengan luas lahan 1 hektar ini akan berlangsung sekitar satu bulan lagi. Tentunya masyarakat berharap ada perhatian dari yang bersangkutan agar mengurangi tanah yang ada dijalan dikernakan saat keluar dari lokasi proyek tersebut banyak tanah yang menempel pada ban truk dan bertebaran di jalan, agar tanah yang menempel di jalanan tidak kering mimimal 2 jam sekali dilakukan penyemprotan dan aktivitas truk pengangkut tanah pun di lakulan pada malam hari,” pungkasnya.