REDAKSI8.COM – Kasus pemukulan yang diduga dilakukan oleh Kabag Humas Pemkab Barito Kuala berinisial HS, masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan oleh masyarakat.
HS tega melayangkan pukulan kepada seorang penjaga makam atau juru kunci makam keramat Syeikh Abdussamad Al Banjary (Datu Samad), H Jainuri (56).
Jainuri diduga menjadi korban penganiayaan HS karena masalah sepele, korban menegur HS lantaran memasuki Komplek Makam Datu Samad mengenakan sepatu.
Tak terima ditegur, HS melayangkan bogem mentah ke arah wajah Jainuri. Insiden pemukulan dan aksi yang tidak patut dicontoh ini terjadi pada hari Kamis (19/7/18) pagi.
Akibat aksi penganiyaan terhadap salah satu petugas kubah Syeikh Abdussamad Al Banjary, masyarakat Marabahan mengecam keras, bahkan yang bersimpati terhadap korban pemukulan, datang ke sekitar areal kubah, berkumpul dengan masyarakat maupun juriyat Syeikh Abdussamad Al Banjary yang ada di tempat tersebut.
Tidak hanya di masyarakat Marabahan atau Batola, peristiwa ini juga mendapat reaksi keras dari salah seorang zuriat Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari atau yang lebih dikenal dengan Datu Kalampayan, Fauzan Asniah.
Fauzan Asniah mengatakan, peristiwa seperti ini tidak boleh terulang lagi dan sangat disesalkan. Menurutnya, oknum tersebut tidak layak tinggal di Marabahan, karena masyarakat Marabahan sangat mengecam perbuatan tersebut.
”Kami dari ikatan zuriat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, sangat mengecam tindakan orang yang harusnya terpelajar,” ketusnya.
Ia mencontohkan, di Sekumpul Martapura, teguran melepas sepatu dan sandal kepada para peziarah yang datang ke Kubah Abah Guru Sekumpul, merupakan sesuatu hal yang dianggap wajar.
”Jika ditegur saja langsung memukul orang lain, orang itu (yang melakukan pemukulan) tidak layak tinggal di Bumi Kalimantan atau buminya para ulama,” tandasnya.
Sementara itu, Kabag Humas Pemkab Batola, Hery Sasmita, terduga pelaku pemukulan H Jainuri tidak bisa dikonfirmasi, Whatsup yang dikirimkan pun belum ada balasan dari yang bersangkutan.