
BANJARBARU, REDAKSI8.COM – Jaminan asuransi usaha pertanian yang digunakan sejumlah warga Banjarbaru Kelurahan Palm disinyalir bermasalah.
Lantaran, asuransi yang mestinya dapat diklaim para petani yang bersangkutan, sebagai pengganti kegagalan usaha bertani warga selama tahun 2022 belum bisa dicairkan.
Melalui Asuransi Usaha Tani Padi disingkat AUTP, 5 orang petani yang tergabung dalam Gapoktan Karya Bakti di Kelurahan Palm Banjarbaru sementara terpaksa menunggu sejumlah uang klaim yang nilainya mencapai Rp20.040.000.
Karena, area persawahan 5 orang tersebut sepanjang tahun 2022 beberapa kali mengalami kegagalan, khususnya padi.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Bakti, Palam, Kota Banjarbaru Yansyah mengaku, ada 5 orang petani dalam kelompoknya mengalami gagal panen.

5 orang tersebut kata Yansyah, telah terdaftar sebagai peserta asuransi AUTP yang semestinya bisa mengklaim uang mereka, nilainya Rp20.040.000.
“Tahun 2022 ini kami banyak yang gagal panen, dan tani karya bakti ada 5 orang yang masuk asuransi,” ucapnya.
Yansyah mengatakan, dirinya bersama para petani lain sudah berkoordinasi dengan DKP3 Kota Banjarbaru atas masalah tersebut.
Ujung-ujungnya lanjut Yansyah, mereka hanya mendapati sejumlah alasan bertele-tele, mengapa uang klaim mereka belum juga bisa dicairkan dari perusahaan PT. Jasindo hingga sekarang.
“Itu sudah ada tanggapan dari PT. Jasindo dan sudah ada bukti klaim nya, tapi sampai saat ini kami belum dibayar,” ungkapnya.
“Jika memang program pemerintah maka ayomi petani, jelaskan, dibayar! jangan dibiarkan saja, karena dapat menciutkan niat kami para petani,” sambung Yansyah.
Ia berharap, instansi yang terkait atas persoalan ini bisa memberikan kejelasan mengenai AUTP kepada para petani.
“Mudah-mudahan dengan media ini ada, dari pihak instansi terkait tahu dan mendengar bisa meluruskan masalah Autp ini,” tandasnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi kepada Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru Abu Yazid Bustami menyampaikan, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada PT. Jasindo, Namun tidak ada tanggapan.
“Kami sudah kirimi surat, akan tetapi belum ada tindak lanjut dari PT. Jasindo,” beber Yazid saat diwawancara awak media, Senin (20/2/23).
Dari kabar yang didengarnya Yazid, PT. Jasindo akan berhenti memberikan asuransi tersebut jika lahan sering terkena banjir.
Akan tetapi pihaknya akan tetap berupaya, khususnya untuk petani Banjarbaru supaya tetap mendapatkan asuransi Autp.
“Tapi diusahakan untuk Banjarbaru bisa diupayakan asuransi masih tetap bisa, khusus Banjarbaru,” jelasnya.
“Kita berharap semua petani bisa diasuransikan baik itu petani mandiri maupun yang lainnya,” pungkasnya.
Sekedar informasi, Autp adalah program Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru, yang berkerjasama dengan PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
Dimana para petani dapat mengklaim kerugian sawahnya yang mengalami kerusakan tanaman padi, baik karena banjir, kekeringan, gagal panen, maupun serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OTP).
(Red8-Irma)